Resep Friendship Goals a la Ron dan Flip di Film BlacKkKlansman

Usai mendengar kabar putusnya pasangan rilesyensyip gols yang terkenal di yutup itu, tim HPNG mau ikutan bikin artikel tentang goals juga ah biar dapet vibe-nya. Tapi agak berbelok nih, yang ini tentang friendship goals dari film BlacKkKlansman yang (sayangnya) nggak tayang di Indonesia. Meskipun nggak tayang di Indonesia, filmnya tetep worth the watch kok. Sumpeh dah.

 

Buat kalian yang ngga kuat spoiler, you better click “Back” immediately.

Nah nah, buat yang gak mempan sama sepoiler atau mungkin udah nonton filmnya, berikut ini tim HPNG udah merangkum beberapa resep persahabatan a la Ron Stallworth (John David Washington) dan Flip Zimmerman (Adam Driver) yang patut dijadiin friendship goals. Mana tuh yang katanya real friend, BFF, atau bestie kalian, masuk kategori friendship goals nggak? WQWQWQ~

 

  1. Mau menerima perbedaan

Ron emang “anak baru” di divisinya para detektif dan berkulit hitam, dan kali ini dia mendapat kasus untuk berhadapan langsung dengan petinggi Ku Klux Klan (KKK). Mengingat Ron-lah yang mendapat kasus ini, mau nggak mau dia yang menjadi Person in Charge (PIC) dan harus ngasih briefing buat Flip, seorang senior detektif Yahudi berkulit putih. Meskipun kita bisa melihat perbedaan warna kulit dan jabatan yang mereka emban, tapi Flip nggak begitu menggubris perbedaan itu dan malah berusaha untuk melaksanakan tugas dari Ron sebaik mungkin.

 

  1. Percaya dengan satu sama lain
Adam Driver stars as Flip Zimmerman and John David Washington as Ron Stallworth in Spike Lee’s BlacKkKLansman, a Focus Features release.
Credit: David Lee / Focus Features

Salah satu hal tersulit dalam sebuah persahabatan adalah mempertahankan kepercayaan, setuju ngga? Contoh yang dapat kita ambil adalah saat Ron memercayakan Flip untuk memerankan Ron Stallworth berkulit putih, which that means, nama dan reputasi Ron dipertaruhkan. Sebaliknya, Flip juga percaya sama rencana yang dibuat sama Ron meskipun dia ngga tau gimana akhirnya nanti, karena Flip percaya kalau Ron knows what is he doing. Meskipun mereka berdebat dan kepercayaan masing-masing hampir runtuh, but the plan still goes on, right?

 

  1. Dapat saling mengandalkan

Bahasa Sundanya sih “having each other’s back”, yaitu saat Flip hampir ketauan sama Felix (salah satu anggota KKK) kalau dia adalah seorang Jew (orang Yahudi), tapi digagalkan oleh Ron, inget ga tuh yang pas Ron ngelempar batu ke rumah Felix tepat sebelum Flip dites pake Jewish Detector? Setelah Ron kabur dan hampir ditembak pun Flip ngerebut pistol dari tangan Felix dan dengan sengaja melewatkan tembakan ke arah Ron. Kompak yaw!

 

  1. Mau mengalah

Ada pengorbanan yang harus dilakukan agar suatu rencana dapat berjalan dengan lancar, bener ga bener ga? Kalau di film ini, karakter Flip-lah yang mengalah dan melakukan pengorbanan. Oh ya? Iya, soalnya Flip adalah seorang Jewish yang nggak rasis, tapi harus pura-pura jadi orang kulit putih yang rasis AF, bertentangan banget sama prinsip hidupnya kan? Meskipun tim HPNG belum nemuin adegan di mana Ron harus mengorbankan sesuatu, bukan berarti Ron ngga mau berkorban, cuma belom dapet panggung aja~

 

  1. Ada timbal balik
Topher Grace stars as David Duke and Adam Driver as Flip Zimmerman in Spike Lee’s BlacKkKlansman, a Focus Features release.
Credit: David Lee / Focus Features

Bukan senyawa timbal lo tebalikin ya~

Eh, bukan nasi timbal jugak!

Nama kerennya adalah “take and give”, atau “pertukaran sosial” bahasa akademisnya. Contohnya begini, inget kan Ron pernah menggagalkan rencana Felix untuk ngetes Flip pake Jewish Detector? Nah, kali ini Flip lah yang berkesempatan menyelamatkan Ron, yaitu saat Ron dipukulin polisi karena dikira mau memperkosa si Connie, istrinya Felix. Sebuah persahabatan yang loyal bisa bertahan lama kalau keduabelah pihak bisa saling berbagi kebaikan, iyagaseh?

 

Itulah resep a la Ron dan Flip yang bisa kalian gunakan agar dapat meraih predikat friendship goals. Sekarang coba cek lagi, kalian punya temen yang masuk kategori friendship goals nggak? Atau orang yang selama ini kalian anggep bestie ternyata nggak masuk dalam alasan di atas? Tapi inget, hati-hati loh ya bedain friend-ship dan friend-zone, uwuwuw~~

 

 

Artikel ini sudah diunggah ke website Happening Films pada 7 Februari 2019.

Ini Nih Film Nominasi Oscar yang Nggak Tayang di Indonesia

Menjelang malam penghargaan Oscar yang diadakan pada bulan Februari nanti… Wait, masih bulan depan sih, tapi karena nominasinya udah mengguncang antero jagat maya, tim HPNG tergoda untuk ikut berkontribusi dalam kehebohan momentum Oscar ini.

Jadi gini, tim HPNG punya serangkaian judul film yang masuk nominasi Oscar 2019. Dari ratusan judul, masih banyak judul yang asing di telinga kita. Kenapa bioskop Indonesia nggak tayangin ya? (Mungkin karena bioskop Indonesia lebih doyan hihi~)

Continue reading “Ini Nih Film Nominasi Oscar yang Nggak Tayang di Indonesia”

Kisah Perjuangan Seorang Ibu Menyelamatkan Anaknya

Eits sabar sabar, nggak salah kok judulnya. Kalian yang udah nonton mungkin paham dengan judul artikel ini. Tapi jangan cemas, judul yang tertera di atas bukan keseluruhan spoiler kok, cuma “teaser spoiler”. Hehe.

 

As we all know, film ini sebenarnya mengisahkan David Kim (John Cho) yang telah ditinggal mati oleh istrinya, Pam (Sara Sohn), akibat menderita kanker darah. Setelah kehilangan sosok ibu di rumah, hubungan David dengan anaknya, Margot (Michelle La), terasa baik-baik saja hingga Margot tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan hanya meninggalkan clue berupa 3 miscall saat tengah malam.

 

Keesokan harinya, David yang panik menelepon kepolisian setempat untuk segera melaporkan kehilangan anaknya. Selang beberapa waktu, seorang detektif bernama Rosemary Vick (Debra Messing) mengabarkan David bahwa dirinya merupakan detektif yang akan membantu David mencari Margot. Detektif Vick keukeuh nggak ngebolehin David terlalu melibatkan diri dalam pencarian (hmm).

 

Namun, demi membayar rasa penasaran, David tidak menggubris permintaan detektif Vick dan malah ‘mencari’ jati diri anak gadisnya dari laptop Margot yang tertinggal di dapur. Akhirnya, David mendapat berbagai jawaban mencengangakan (apa?!). Mulai dari percakapan Margot dengan pamannya, Peter (Joseph Lee), hingga transaksi sebesar $2500 ke pengguna tak dikenal melalui layanan transfer uang, Venmo.

 

Keunikan film indie yang tayang premier di Sundance Film Festival 2018 ini terletak pada cara penayangannya. Pasalnya, kita bisa melihat dari keseluruhan adegan film yang disajikan dalam layar monitor, baik layar laptop, HP, atau TV. Selain itu, ada sederetan aplikasi familiar yang ditampilkan, seperti YouTube, Tumblr, Facebook hingga Google Maps. Related banget deh sama teknologi yang sering kita pake saat ini.

 

Let’s go deeper.

Berbagai konflik yang ditampilkan secara konstan sepanjang film membuat para penontonnya tak dapat memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Rangkaian kode juga terlihat muncul pada beberapa tampilan dalam film, seperti (SPOILER ALERT!) tayangan CCTV yang menunjukkan lokasi terakhir mobil Margot ternyata menunjukkan pesan lain, yaitu adanya mobil putih yang mengikuti. Nah makin kepo buat nonton nga nih? Ehe.

 

Keseluruhan petualangan kisah pengenalan ayah terhadap anak semata wayangnya ini tak akan hadir tanpa adanya konflik (yaiyala), yaitu penyebab hilangnya Margot yang ternyata akibat ambisi seorang ibu yang ingin menyelamatkan anaknya. Bener ga, bener ga?

 

Nah, intinya, kalian yang belum nonton, buruan nonton gih. Film ini udah memenangkan 2 penghargaan dari Sundance Film Festival loh, by the way. Tunggu apa lagi? Kuy download tonton filmnya!

 

 

Artikel ini sudah diunggah ke website Happening Films pada 21 Januari 2019.

Glass: Sekuel Koentji Pertemuan ‘Unbreakable’ dan ‘Split’

Buat kalian yang udah tau ceritanya, pasti udah nggak asing lagi dengan makna judul film ini. Yap, Glass. Nah buat yang belom tau nih, Glass itu bukan film yang literally ngebahas tentang gelas ya, shay. Tapi  sekuel dari film Unbreakable yang dirilis tahun 2001 dan Split yang muncul di deretan Now Showing bioskop sejak Februari 2017. Serangkaian film ini menceritakan kehidupan “super hero” yang diciptakan oleh si Mastermind.

Ibarat gelas yang masih sedikit terisi, kita nggak mendapat begitu banyak gambaran saat menonton kedua trailer yang diunggah Universal Pictures. Well, cukup menggoda sih untuk mengundang rasa penasaran, apalagi pas liat potongan akting James McAvoy yang as we all know memerankan banyak karakter dalam 1 tubuh. Ah, belom lagi si Samuel L. Jackson, sang Mastermind yang pas dapet pengarahan malah bengong se-bengong bengongnya. Bo.

Now, let’s get on track, nama Glass ditujukan pada Elijah Price (Samuel L. Jackson), si jenius yang menderita Osteogenesis Imperfecta, sebuah kelainan fisik di mana tubuh tidak mampu memproduksi protein tertentu sehingga tulangnya sangat rapuh. Duh duh, ironis banget gak sih pemikiran sekuat baja tapi fisik serentan kaca *uhuk*. Tapiii, justru si pemancing konflik inilah yang melahirkan karakter-karakter lain. Tambahan info, Elijah ini Mama’s Boy loh, unch!

Karakter kedua adalah David Dunn (Bruce Willis), si Guardian Angel yang selalu disalahpahami sama polisi karena penampilannya yang nggak meyakinkan. Bayangin aja, ngga peduli apapun cuacanya, dia selalu pake jas hujan ponco dong, gimana nggak disangka potential thief?! Nah, kemampuan spesial David Dunn sendiri adalah kekuatan fisik yang super kuat (bahkan dia nggak pernah sakit atau terluka) serta kemampuannya ‘merasakan’ kehidupan orang lain hanya dari sentuhan fisik. Kayak gini nih yang aku suka, peka! Eits tapi dia punya kekurangan juga gengs, trauma masa kecil saat Dunn hampir mati tenggelam membuatnya takut terhadap air, kayak Monkey D. Luffy gitu lah takutnya sama aer.

Si “super hero” terakhir adalah Kevin Wendell Crumb (James McAvoy), manusia dengan 24 kepribadian. Obviously kelebihannya adalah jumlah kepribadian yang dia miliki (wkwk nggak deng), kekuatan karakter yang satu ini ada pada The Beast (bukan pasangannya Belle loh ya) atau kepribadian ke-24 yang fisiknya kayak seekor binatang buas yang kelaparan. Ya meskipun spesial, tapi kehadirannya nggak diharapkan sih. Speaking of which, di sinilah tingkat profesionalitas James McAvoy sebagai aktor, setidaknya ada 5 peran berbeda yang ditunjukkan sekaligus dalam 1 adegan di film ini, wahwah awesome banget gak sih si Professor X kita ini.

Nah ketiga karakter ini akhirnya dipertemukan di seri film yang menurut sang sutradara nggak akan ada sekuel lanjutannya ini. Dari trailer yang udah muncul, seorang psikiater, Dr. Ellie Staple yang diperankan oleh Sarah Paulson, terlihat ingin meyakinkan mereka bahwa kecerdasan dan kekuatan mereka hanya imajinasi komik belaka. Tapi karena sesuai janji yakni tanpa menyertakan spoiler, I wouldn’t tell you akhir dari rencana Dr. Staple, bcs it’s not that easy, Fergusaw. The thing is, Sarah Paulson cukup terlihat ngeselin di sepanjang film. Haha kzl abis deh w.

Film arahan M. Night Shyamalan yang sekaligus menjadi pencipta ‘universe’ ini menjadi tontonan wajib buat kalian yang: (1) beneran kepo sama kelanjutan kisah film Unbreakable dan Split, (2) mau liat gabungan film drama dan thriller yang bersatu, (3) ikutan temen atau gebetan nonton aja, (4) pengen liat James McAvoy. Ya meskipun, for me, endingnya cukup mengecewakan. Kenapa mengecewakan? Ya makanya nonton, Jubaedah!

Selain serangkaian cerita yang terasa pilu untuk diresapi, ada juga beberapa adegan dengan cameo maupun non-cameo yang tiada disangka, misalnya kehadiran Joseph Dunn (Spencer Treat Clark), ituloh anaknya David Dunn yang dulu suportif banget sama kekuatan super papanya, terus ada juga kehadiran cameo si S******** yang tau-tau lagi bertransaksi sama Joseph (hayo transaksi apa nich? Tenang, bukan transaksi yang 80 juta itu kok. Wqwq~). Pokoknya nanti pas nonton Glass jangan lupa gengs…

Jangan sampe lupa…

Pokoknya jangan…

Kalian sampe lupa…

Untuk…

Pesen tiket.

Okay? Okay.

Adios por ahora.

 

Artikel ini sudah diunggah ke website Happening Films pada 18 Januari 2019.

Si Pemain Drum vs Pelatih Musik Killer

“Dentuman drum itu redam, tepat saat dia memasuki ruangan. Si pemain drum kaget, mengarahkan pandangannya kepada pria plontos berpakaian hitam itu. Dia tahu, sosok itu adalah orang terpandang di kampusnya.

“Beberapa minggu kemudian, si pemain drum berada di kelas para pemusik jazz senior. Dia duduk di posisi pemain drum cadangan, menjadi asisten pemain drum inti. Si pria berkepala plontos yang masih mengenakan pakaian hitam memimpin paduan suara alat musik di kelas itu.”

Itulah contoh opening feature film Whiplash, gengs. Nah yang ini baru review-nya secara sub-objektif (maksudnya subjektif tapi ditambahin fakta objektif). Hehe. Hehe. Heh!

Berawal dari rekomendasi teman dan hasil colongan film dari hard disk mentor, saya berniat untuk membuat review mengenai film yang dirilis tahun 2014 ini. Drama berdurasi 107 menit ini dibintangi oleh J.K. Simmons yang sebelumnya pernah memerankan karakter menyebalkan di trilogi Spider-Man (20022007), yaitu sebagai bosnya Peter Parker di Daily Bugle. Selain itu, ada juga Miles Teller, si aktor underrated yang pernah main di film Spectacular Now (2013) dan The Awkward Moment (2016)–bareng Zac Efron.

Seperti yang terlihat di paragraf pertama, film ini mengisahkan Andrew Neiman (Miles Teller), seorang maba—mahasiswa baru, di Shaffer Conservatory of Music yang ingin menjadi drummer jazz profesional seperti Charlie Parker. Lalu J.K. Simmons mendapat peran sebagai pelatih musik Andrew yang botak dan lagi-lagi nyebelin bernama Terence Fletcher. Sepanjang film, kita akan melihat betapa killer-nya Fletcher ngelatih Andrew dan pemain musik lain, nggak sebanding deh sama guru-guru killer SMA yang killer-nya sebatas ngasih ujian atau kuis dadakan. *uhuk*

Mulai dari teriakan, tamparan, ******** *****, sampai ******** (biar nggak spoiler), kerasnya latihan para drummer jazz dari Shaffer Conservatory Studio Band membuat kita (well especially me, who was a drummer) menyadari betapa kerasnya perjuangan menghasilkan musik berkelas, ya meskipun nggak gitu-gitu amat sih caranya. Tapi, ada penjelasan Fletcher yang bikin ngeh, yaitu ternyata kalimat “good job” merupakan pernyataan paling berbahaya yang bisa diucapkan oleh seorang guru. Pasalnya, pujian seperti itu bisa membuat seseorang berhenti meningkatkan kemampuannya karena dia udah merasa cukup, bener ga bener ga? Eits, tapi bukan berarti kalian boleh berhenti bersyukur, ya!

FYI, sebelum meraih kesuksesan hingga memenangkan penghargaan dalam kategori Best Editing dan Best Motion Picture of the Year pada ajang piala Oscar, sang sutradara, Damien Chazelle, tadinya kesulitan mencari sumber dana. Akhirnya, dia membuat Whiplash versi short film lalu memenangkan nominasi sebagai film pendek terbaik di Sundance Film Festival, nah setelah mendapat dana yang cukup, baru deh dibuatin versi full film-nya. That, my child, is the power of a great short film!

By the way, selain kolaborasi Commisioner Gordon (Simmons) dan Mr. Fantastic (Teller), ada sepupunya Superman juga di film ini. Yak, Supergirl-nya CW TV, Melissa Benoist, yang menjadi love interest-nya Andrew. Penasaran gimana Mr. Fantastic pedekate sama Supergirl? Well you can take a guess though, everything is possible in a movie.

Film yang mendapat rating 8.5 di IMDb ini menjadi tontonan wajib bagi klean yang sukak musik, drum, atau film berat penuh intrik dan memancing emosi. Tambahan info lagi, 10 menit terakhir dalam film ini tadinya dihapus, tapi akhirnya dimasukin lagi sama si Om Damien, mungkin supaya emosinya makin dapet. Nah nah, apa tuh kira-kira? Makanya nonton aje udeh.

Artikel ini sudah diunggah ke website Happening Films pada 9 Januari 2019.

5 Film Animasi Ter-Happening 2018

Beragam jenis film happening mewarnai jagat layar lebar di 2018. Mulai dari A Quiet Place, Lady Bird, Avengers: Infinity War hingga film lokal seperti Aruna dan Lidahnya. Duh masih banyak lagi yang nggak bisa disebutin di artikel ini.

Tidak terkecuali, film animasi yang bertebaran di hampir semua daftar tayang film baru setiap bulannya, bersaing dengan aneka film drama, horor, dan action. Berikut ini kita udah merangkum 5 film animasi paling happening di 2018 versi Tim HPNG. Markili, maree kita lihat!

1. Incredibles 2


(Incredibles 2/Walt Disney Studios Motion Pictures, 2018)

Film animasi ter-happening pertama adalah Incredibles 2. Sekuel The Incredibles (2004) yang tayang pada pertengahan tahun ini menceritakan keluarga Bob Parr (atau Mr. Incredible) yang harus menghadapi aturan baru mengenai larangan bagi para superheroes untuk bertarung dengan musuh karena akan menimbulkan banyak kerusakan – seperti yang terjadi dalam The Incredibles. Namun seorang CEO perusahaan telekomunikasi, Winston, ingin melegalkan kembali para superheroes dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Selain keluarga Incredible, Frozone pun kembali muncul sebagai superhero bersama karakter superhero baru seperti Voyd yang bisa berpindah dimensi, He-Lectrix si manipulator listrik, Screech yang bentuknya kayak burung hantu, Krushauer yang bisa telekinesis, dan masih banyak lagi.

2. Ralph Breaks the Internet


(Ralph Breaks the Internet/Walt Disney Studios Motion Picture, 2018)

Plot Ralph Breaks the Internet (eh, atau The Internet Breaks Ralph?) berawal dari kebosanan Vanellope yang terus menerus memenangkan balapan di Sugar Rush dan usaha Ralph membantu Vanellope, perdebatan sepasang sahabat ini mengantarkan mereka ke suatu petualangan kocak yang akan memecah tawa para penontonnya. Film berdurasi 116 menit ini mengambil latar waktu enam tahun setelah sekuel pertamanya, Wreck-It Ralph. Berbagai punchline yang disajikan oleh Rich Moore dan Phil Jonston nggak akan membuat kalian bosen deh nontonnya.

3. Isle of Dogs


(Isle of Dogs/Fox Searchlight Pictures, 2018)

Demam moncong yang menjangkit para anjing di Megasaki membuat Walikota Kobayashi memutuskan untuk mengirim semua anjing ke Pulau Sampah untuk diisolasi. Keponakan yatim-piatu Walikota Kobayashi yang berumur 12 tahun, Atari, mencari anjing peliharaannya, Spots, yang menjadi penghuni pertama Pulau Sampah. Di sisi lain, Profesor Watanabe dan asistennya berusaha mencari obat penawar untuk menyembuhkan demam moncong ini. Perselisihan dari kedua sisi ini menimbulkan konflik yang dramatis, ditambah cerita drama klasik pencarian anjing yang hilang. Tapi jangan khawatir, keunikan film besutan Wes Anderson ini terletak pada interaksi para anjing dan Atari yang terjebak di Pulau Sampah. Totally recommended!

4. Spider-Man Into the Spider-Verse


(Spider-Man Into the Spider-Verse/Sony Pictures Releasing, 2018)

Satu lagi cerita tentang Spider-man yang rilis di tahun 2018. Pada film ini, pemeran utama Spider-man dimainkan oleh Miles Morales yang berasal dari New York. Kesalahan yang terjadi dalam setiap dimensi memaksa para Spider-man bertemu dan bergabung dalam satu tim. Akibat nyasar, Miles Morales bertemu dengan Spider-man dari dimensi lain, seperti Peter Parker – the character that we all know, Gwen Stacy hingga Peter Porker atau Spider-ham.

[Honorable mention:]

Loving Vincent

(Loving Vincent/Altitude Film Distribution, 2018)

Karya Dorota Kobiela dan Hugh Welchman yang memakan waktu pembuatan selama empat tahun ini menceritakan kisah seorang pria yang mengunjungi kota terakhir yang ditinggali oleh seniman lukis Vincent van Gogh. Armand Roulin diutus oleh ayahnya, Joseph Roulin untuk mengirimkan surat untuk Vincent di Perancis. Film berdurasi 95 menit ini menjadi honorable mention berkat penggunaan lukisan minyak di keseluruhan adegannya.

5. The Grinch


(The Grinch/Universal Pictures, 2018)

Terakhir, ada film animasi dari rumah produksi Illumination yang menceritakan makhluk hijau yang super skeptis dan membenci hari Natal, The Grinch. Akibat peristiwa traumatis di masa kecilnya, The Grinch ingin membalas dendam kepada para penduduk di Whoville. Bersama Max, anjingnya, The Grinch menyamar sebagai Santa Claus untuk mencuri kado dan pohon Natal di Whoville, namun rencananya terhalang oleh seorang anak bernama Cindy Lou Who yang meminta The Grinch untuk membantu ibunya, Donna. Saat artikel ini ditulis, film yang tayang sejak 9 November ini meraih skor 6.4 dari IMDb.

Mulai dari film bertema keluarga, drama, action hingga film bertema Natal, kayaknya udah cukup lengkap nih film animasi yang tayang di 2018. Gimana, gimana, kalian setuju nggak dengan urutan 5 film animasi paling happening versi HPNG Films? Yuk share pendapat kalian di kolom komentar!

Tulisan ini sudah terbit di website HPNG Films pada 27 Desember 2018.
Ilustrasi cover artikel dibuat oleh Yashika Asmi.

TH

5 Rekomendasi Film untuk Menemani Natal Kamu

Jingle bells, jingle bells, jingle all the way! Yippie, sebentar lagi Natalan nih, terus liburan tahun baru, dan balik lagi ke kegiatan normal. Eitss tapi, tidak secepat itu Ferguso.

Nah, sebelum Christmas vibe-mu terlewatkan, tim HPNG punya beberapa rekomendasi film untuk menemani Natal kamu nih. Mau yang kocak? Ada. Mau yang sweet sweet bucin? Ada juga. Mau cerita yang bikin kamu flashback ke masa kecil? Tentu saja ada, tinggal dipilih aja kuy dipilih.

 

5. Fred Claus (2007)


(Fred Claus/Warner Bros. Pictures, 2007)

Di urutan kelima ada Fred Claus yang diperankan oleh Vince Vaughn, kakak Santa Claus (yang diperankan oleh Paul Giamatti) dengan kepribadian yang bertolak belakang dengan sang adik. Santa Claus, yang bernama asli Nicholas atau Nick, mempunyai masalah dengan Fred sehingga mereka tumbuh dengan kepribadian yang sangat berbeda. Nick melanjutkan kegiatannya berbagi kebahagiaan dengan menjadi Santa Claus, sedangkan Fred ingin membuka tempat perjudian dan membutuhkan dana $50.000. Berbagai kendala yang dihadapi Fred membuatnya mau tak mau membantu serunya pekerjaan Nick saat Natal dengan menjadi Santa Claus hingga luka persaudaraan di masa lalu akhirnya bisa terobati.

 

4. The Grinch (2018)


(The Grinch/Universal Pictures, 2018)

Film animasi bernuansa Natal yang tayang di awal November ini menceritakan tentang The Grinch (Benedict Cumberbatch), si makhluk hijau yang sangat membenci Natal. Bersama dengan peliharaannya, Max, The Grinch ingin menghancurkan hari Natal di Whoville, tempat seorang anak perempuan bernama Cindy Lou Who tinggal bersama ibunya yang sudah menjanda. Cindy mengira The Grinch adalah Santa Claus sehingga dia memohon pada The Grinch agar mau menolong ibunya. Petualangan The Grinch bersama Max yang ditemani Fred (seekor rusa tambun) pun menjadi terancam gagal.

 

3. The Polar Express (2004)


(The Polar Express/Warner Bros. Pictures, 2004)

Ini nih yang bikin kita flashback, pasalnya film yang dirilis pada Oktober 2004 ini sudah seringkali ditayangkan di layar kaca. Plot film ini mengisahkan seorang anak laki-laki yang menumpang sebuah kereta di malam Natal dan ternyata di dalam kereta ada korban pembunuhan, lalu ada seorang detektif yang mencurigai semua penumpang sebagai tersangka pembunuhan. Tunggu, tunggu, bukan itu deh plotnya. Film ini bercerita tentang seorang anak laki-laki yang mengharapkan sebuah lonceng sebagai hadiah Natal. Lalu dia dijemput oleh kereta yang akan membawanya ke Kutub Utara untuk bertemu Santa Claus, the moral key of the story is to believe in what you wish.

2. Love Actually (2003)


(Love Actually/Universal Pictures, 2003)

Adegan awal film ini menampilkan Daniel (Liam Neeson) yang kehilangan istrinya dan kini tinggal serumah dengan anaknya, Sam (Thomas Sangster), berusia 7 tahun yang tak begitu dikenalnya. Lalu kisah cinta seorang Perdana Menteri (Hugh Grant), yang baru dilantik bersama asisten barunya (Martine McCutcheon) serta delapan kisah cinta lainnya. Totalnya ada sembilan kisah cinta yang saling terhubung dengan satu sama lain, sweet banget deh pokoknya. Intinya, berbagai momen saat Natal bisa mengubah kita menjadi orang yang lebih baik selama kita memberikan kesempatan bagi momen tersebut untuk datang berkunjung, and love actually, is everywhere.

 

1. Elf (2003)


(Elf/New Line Cinema, 2003)

Urutan pertama diduduki oleh Elf, besutan sutradara Jon Favreau, yang juga memerankan karakter Happy di deretan film Marvel Cinematic Universe (MCU). Film yang dibintangi oleh Will Ferrell ini mengisahkan Buddy saat masih kecil yang dibawa oleh Santa Claus ke Kutub Utara lalu dirawat oleh elf. Saat beranjak dewasa, Buddy dikirim ke New York untuk mencari jati dirinya sebagai manusia. Buddy akhirnya bertemu dengan ayahnya, Walter Hobbs, di Empire State Building, namun dia diusir oleh satpam dan menerima ujaran sarkastik. Kenaifan dan kepolosan Buddy, serta tingkah kocaknya menjadi bumbu dalam plot film berdurasi 97 menit ini, and I told you, it’ll be really worth the watch!

Natal merupakan momen terbaik untuk berkumpul dengan keluarga bagi umat Kristiani. Tapi kalau ngomongin film, batasan agama, ras, etnis tentunya jangan sampai menjadi penghalang. Nah dari kelima judul film di atas, berapa film nih yang belum pernah kamu tonton? Selain rekomendasi di atas, cek juga yuk 5 Film Animasi Ter-Happening 2018 dan daftar 10 Film Ter-Happening 2018.

 

Tulisan ini sudah terbit di website HPNG Films pada 24 Desember 2018.
Ilustrasi cover artikel dibuat oleh Yashika Asmi.

 

TH

Fantastic Beasts: The Charms of Grindelwald

Bukan Grindelwald namanya jika dia dapat dipenjarakan semudah ending di Fantastic Beast and Where to Find Them (2016). Seperti yang terlihat di trailer, Grindelwald dapat berkeliaran seperti tak pernah dipenjarakan sebelumnya. Ya, dia bebas, namun tentunya dengan cara licik.

 

Seri kedua film Fantastic Beasts ini mengisahkan Newt Scamander yang ditugaskan oleh Dumbledore untuk menghentikan rencana Grindelwald mengumpulkan kembali para sekutunya demi mengambil alih kekuasaan terhadap dunia Muggle. Namun tak hanya itu, Grindelwald sekaligus ingin memanfaatkan kekuatan si Obscurial, Credence, untuk melancarkan aksinya.

 

Ibarat menyusun puzzle, J.K. Rowling tak henti-hentinya menyediakan potongan demi potongan cerita seputar wizarding world yang disusun dalam imajinasi para Potter Heads. Bagaimana tidak, ada begitu banyak karakter yang memancing bisikan dalam hati, “Oh ini dia orangnya.” Tak hanya kehadiran tokoh yang tak diduga, seperti Prof. Minerva McGonagall, tapi tentunya segelintir fantastic beasts baru akan memancing rasa gemas para penonton. Selain Nagini, si “Maledictus” dari Indonesia, ada juga Zouwu, si monster unyu dari Tiongkok!

 

Beberapa menit setelah film ditayangkan, mulai terlintas di pikiran, apa sih makna dari “The Crimes of Grindelwald.” No wonder, Grindelwald looks like one of the super villains in wizarding world since his first appearance in Fantastic Beasts and Where to Find Them, agree? Tapi tentunya, si penonton yang tidak membaca bukunya ini masih penasaran, seganas apa sih Grindelwald ini, hmm.

 

Well actually, he is, bahkan di menit-menit awal saja David Yates sudah menyuguhkan scene saat Grindelwald membajak kereta kuda yang akan membawanya ke Nurmengard. Ditambah adegan interaksinya dengan Queenie dan Credence, so tempting! Meskipun subjectively speaking, lawan bicara Grindelwald yang sebenarnya tahu dengan siapa mereka berbicara tetap mudah tergoda oleh kata-katanya, entah karena kondisi emosional atau keraguan besar yang menggumpal dalam hati mereka.

 

Let’s set aside the Grindelwald things, karena ada banyak hal lain yang tak kalah menarik perhatian, misalnya silsilah keluarga Lestrange yang turut menjadi salah satu plot penting, lalu (not a spoiler) diperkenalkannya nama “Aurelius Dumbledore”. If you haven’t watch the film yet, I suggest you not to google that name, it will be full of spoilers. Tidak lupa juga kelanjutan kisah Newt dan Tina yang dihiasi drama kesalahpahaman, tapi jangan khawatir, nggak bikin boring kok!

 

Selain plot cerita yang mengalir tak terduga, efek suara dan gambar yang powerful juga mempercantik film yang mendapat rating IMDb 8.2/10 (update: 7.0/10) ini, apalagi di momen yang bikin merinding saat mantra “Finite” diucapkan oleh beberapa tokoh utama. Ups, spoiler nggak tuh? Haha. Yang tak kalah penting, ada juga beberapa hubungan persaudaraan yang agak alot dan lebih complicated ketimbang cerita romansa. Misalnya, kalian akan tahu alasan Dumbledore nggak mau bertarung dengan Grindelwald.

 

Overall, ada tiga deskripsi yang cukup mewakili sequel kedua dari 5 seri Fantastic Beasts ini, “powerful,” “complicated brotherhood,” dan “lovely.” Sesuai dengan judul ulasan ini, daya tarik (charm) Grindelwald yang terlihat sepertinya menghasilkan plot Fantastic Beasts yang mirip dengan Avengers: Infinity War seri kedua, but with a pale white-haired Thanos. And pssst, this is a spoiler: Durasi filmnya kurang lama!

 

TH

 

(Tulisan ini sudah terbit di website HPNG Films pada 14 November 2018)