Si Pemain Drum vs Pelatih Musik Killer

“Dentuman drum itu redam, tepat saat dia memasuki ruangan. Si pemain drum kaget, mengarahkan pandangannya kepada pria plontos berpakaian hitam itu. Dia tahu, sosok itu adalah orang terpandang di kampusnya.

“Beberapa minggu kemudian, si pemain drum berada di kelas para pemusik jazz senior. Dia duduk di posisi pemain drum cadangan, menjadi asisten pemain drum inti. Si pria berkepala plontos yang masih mengenakan pakaian hitam memimpin paduan suara alat musik di kelas itu.”

Itulah contoh opening feature film Whiplash, gengs. Nah yang ini baru review-nya secara sub-objektif (maksudnya subjektif tapi ditambahin fakta objektif). Hehe. Hehe. Heh!

Berawal dari rekomendasi teman dan hasil colongan film dari hard disk mentor, saya berniat untuk membuat review mengenai film yang dirilis tahun 2014 ini. Drama berdurasi 107 menit ini dibintangi oleh J.K. Simmons yang sebelumnya pernah memerankan karakter menyebalkan di trilogi Spider-Man (20022007), yaitu sebagai bosnya Peter Parker di Daily Bugle. Selain itu, ada juga Miles Teller, si aktor underrated yang pernah main di film Spectacular Now (2013) dan The Awkward Moment (2016)–bareng Zac Efron.

Seperti yang terlihat di paragraf pertama, film ini mengisahkan Andrew Neiman (Miles Teller), seorang maba—mahasiswa baru, di Shaffer Conservatory of Music yang ingin menjadi drummer jazz profesional seperti Charlie Parker. Lalu J.K. Simmons mendapat peran sebagai pelatih musik Andrew yang botak dan lagi-lagi nyebelin bernama Terence Fletcher. Sepanjang film, kita akan melihat betapa killer-nya Fletcher ngelatih Andrew dan pemain musik lain, nggak sebanding deh sama guru-guru killer SMA yang killer-nya sebatas ngasih ujian atau kuis dadakan. *uhuk*

Mulai dari teriakan, tamparan, ******** *****, sampai ******** (biar nggak spoiler), kerasnya latihan para drummer jazz dari Shaffer Conservatory Studio Band membuat kita (well especially me, who was a drummer) menyadari betapa kerasnya perjuangan menghasilkan musik berkelas, ya meskipun nggak gitu-gitu amat sih caranya. Tapi, ada penjelasan Fletcher yang bikin ngeh, yaitu ternyata kalimat “good job” merupakan pernyataan paling berbahaya yang bisa diucapkan oleh seorang guru. Pasalnya, pujian seperti itu bisa membuat seseorang berhenti meningkatkan kemampuannya karena dia udah merasa cukup, bener ga bener ga? Eits, tapi bukan berarti kalian boleh berhenti bersyukur, ya!

FYI, sebelum meraih kesuksesan hingga memenangkan penghargaan dalam kategori Best Editing dan Best Motion Picture of the Year pada ajang piala Oscar, sang sutradara, Damien Chazelle, tadinya kesulitan mencari sumber dana. Akhirnya, dia membuat Whiplash versi short film lalu memenangkan nominasi sebagai film pendek terbaik di Sundance Film Festival, nah setelah mendapat dana yang cukup, baru deh dibuatin versi full film-nya. That, my child, is the power of a great short film!

By the way, selain kolaborasi Commisioner Gordon (Simmons) dan Mr. Fantastic (Teller), ada sepupunya Superman juga di film ini. Yak, Supergirl-nya CW TV, Melissa Benoist, yang menjadi love interest-nya Andrew. Penasaran gimana Mr. Fantastic pedekate sama Supergirl? Well you can take a guess though, everything is possible in a movie.

Film yang mendapat rating 8.5 di IMDb ini menjadi tontonan wajib bagi klean yang sukak musik, drum, atau film berat penuh intrik dan memancing emosi. Tambahan info lagi, 10 menit terakhir dalam film ini tadinya dihapus, tapi akhirnya dimasukin lagi sama si Om Damien, mungkin supaya emosinya makin dapet. Nah nah, apa tuh kira-kira? Makanya nonton aje udeh.

Artikel ini sudah diunggah ke website Happening Films pada 9 Januari 2019.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *